Senin, 03 November 2014
0 komentar

Obat Dibalik Pedasnya Cabai

10.46
Indonesia memang salah satu konsumen cabai terbanyak. Buah pedas itu lazim menjadi bumbu olahan masakan. Bukan hanya daun V muda, tanaman Capsicum pun dapat dikukus sebagai lalapan yang tak kalah lezat dengan daun lalapan lainya. Jenis yang banyak dimanfaatkan di tanah air yakni cabai rawit, cabai hijau, cabai merah besar dan cabai merah kriting. Banyak orang yang kurang suka dengan cabai rawit, hal ini dikarenakan rasanya yang pedas sehingga tak jarang orang memanfaatkan cabai hanya sebagai bumbu dapur saja. Siapa sangka dibalik bentuknya yang kecil mungil serta rasanya yang nikmat, cabai rawit ternyata menyimpan banyak khasiat. Kandungan vitamin C dan betakarotin buah itu ternyata lebih tinggi dibandingkan buah-buah seperti mangga, semangka dan pepaya.



Cabai dapat digunakan untuk mengatasi masalah ketidaksuburan dan memperlambat penuaan. Hal ini dikarenakan adanya kandungan zat antioksidan yaitu vitamin C dan betakaroten pada cabai. Selain itu, cabai dapat mengurangi resiko kanker, menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan bahkan dapat menyembuhkan luka. Cabai dapat memperkecil resiko terkena stroke, penyumbatan pembuluh darah, impotensi dan jantung koroner. Cabai sebagai antibiotik alami, dapat meredakan pilek dan hidung tersumbat, dapat meringankan keluhan sakit kepala dan nyeri sendi. Cabai dapat pula meningkatkan nafsu makan pengkonsumsinya.

Apabila cabai dimakan, senyawa-senyawa capsaicinoids berkaitan dengan reseptor nyeri di mulut dan kerongkongan sehingga menyebabkan rasa pedas.Kemudian reseptor ini akan mengirimkan signal ke otak yang mengatakan bahwa sesuai yang pedas telah dimakan. Otak merespon sinyal ini dengan menaikkan denyut jantung, meningkatkan pengeluaran keringat, dan melepas hormon endorfin yang mampu membangkitkan rasa nikmat dan kegahagiaan. Sehingga, nafsu makan menjadi bertambah. Akan tetapi, mengkonsumsi cabai terlalu banyak justru bisa menaikkan risiko kanker perut. Jadi konsumsilah makanan pedas secara berkala. (Irna S)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer
Top