Dokter Ester Yth,
Beberapa bulan yang lalu, ibu saya, berusia 69 tahun, mengalami senep dan sebah sepanjang hari, baik pada saat makan, setelah makan, atau sebelum makan waktu perut kosong. Berbagai macam obat maag sudah diminum baik yang beli sendiri ataupun dari dokter. Karena sudah berlangsung satu bulan lebih dokter menyarankan di USG. Waktu di USG ternyata kata dokter ada peradangan di kantung empedu, dan ada cairan yang mengumpul di sekitar kantung empedu, lalu diberi obat-obatan dari dokter, termasuk antibiotika.
Setelah mengonsumsi antibiotik selama 2 minggu, perut ibu semakin membesar dan saya dengarkan dengan menempel kan telinga saya di perut tersebut, kelihatannya bersih cairan, yang makin bertambah banyak, sehingga perut membesar. Setelah diperiksa dokter kembali, disarankan untuk opname di RS, perut ibu bertambah besar dan akibatnya ibu sulit bernapas. Karena sulit bernapas, ibu masuk ICU. Di ICU kondisi ibu semakin memburuk, kesadaran menurun, akhirnya meninggal dunia setelah 3 hari di ICU.
Pertanyaan saya mengapa dari sakit maag biasa bisa menjadi radang kandung empedu? Apa penyebabnya? Bagaimana pencegahannya? Mengapa ketika di RS, perut ibu tidak disedot cairan di dalam perutnya? Mengapa hanya diinfus dan disuntik, bukankah kalau diinfus malah bertambah cairan yang masuk ke dalam tubuh?
NN, di Solo
Jawab:
NN di Solo, saya turut berduka cita.
Apa yang ibu Anda alami yang berupa timbunan cairan di dalam rongga perut (intraperitoneal) disebut dengan Ascites, yang disebabkan oleh infeksi pada kandung empedu. Dari mana asalnya infeksi, bisa dari kuman-kuman di dalam usus, dan disekitarnya, yang mana tidak bisa diatasi oleh sistem kekebalan tubuh ibu anda.
Pencegahannya tentu saja dengan makanan dan minuman yang higienis dan istirahat yang cukup serta pola makan yang teratur dan sehat, agar daya tahan tubuh tidak menurun sehingga mampu melawan kuman yang masuk ke dalam tubuh baik melalui makanan dan minuman.
Mengenai penanganan ibu Anda di rumah sakit, saya berpendapat bahwa semua rumah sakit mempunyai standar operasional yang sama sesuai prosedur yang ditetapkan oleh pemerintah. Dokter akan melakukan tindakan pengobatan dengan tujuan memperoleh manfaat dan keuntungan sebesar-besarnya untuk pasien demi kesembuhannya serta menyingkirkan kerugian yang bisa terjadi.
Beberapa bulan yang lalu, ibu saya, berusia 69 tahun, mengalami senep dan sebah sepanjang hari, baik pada saat makan, setelah makan, atau sebelum makan waktu perut kosong. Berbagai macam obat maag sudah diminum baik yang beli sendiri ataupun dari dokter. Karena sudah berlangsung satu bulan lebih dokter menyarankan di USG. Waktu di USG ternyata kata dokter ada peradangan di kantung empedu, dan ada cairan yang mengumpul di sekitar kantung empedu, lalu diberi obat-obatan dari dokter, termasuk antibiotika.
Setelah mengonsumsi antibiotik selama 2 minggu, perut ibu semakin membesar dan saya dengarkan dengan menempel kan telinga saya di perut tersebut, kelihatannya bersih cairan, yang makin bertambah banyak, sehingga perut membesar. Setelah diperiksa dokter kembali, disarankan untuk opname di RS, perut ibu bertambah besar dan akibatnya ibu sulit bernapas. Karena sulit bernapas, ibu masuk ICU. Di ICU kondisi ibu semakin memburuk, kesadaran menurun, akhirnya meninggal dunia setelah 3 hari di ICU.
Pertanyaan saya mengapa dari sakit maag biasa bisa menjadi radang kandung empedu? Apa penyebabnya? Bagaimana pencegahannya? Mengapa ketika di RS, perut ibu tidak disedot cairan di dalam perutnya? Mengapa hanya diinfus dan disuntik, bukankah kalau diinfus malah bertambah cairan yang masuk ke dalam tubuh?
NN, di Solo
Jawab:
NN di Solo, saya turut berduka cita.
Apa yang ibu Anda alami yang berupa timbunan cairan di dalam rongga perut (intraperitoneal) disebut dengan Ascites, yang disebabkan oleh infeksi pada kandung empedu. Dari mana asalnya infeksi, bisa dari kuman-kuman di dalam usus, dan disekitarnya, yang mana tidak bisa diatasi oleh sistem kekebalan tubuh ibu anda.
Pencegahannya tentu saja dengan makanan dan minuman yang higienis dan istirahat yang cukup serta pola makan yang teratur dan sehat, agar daya tahan tubuh tidak menurun sehingga mampu melawan kuman yang masuk ke dalam tubuh baik melalui makanan dan minuman.
Mengenai penanganan ibu Anda di rumah sakit, saya berpendapat bahwa semua rumah sakit mempunyai standar operasional yang sama sesuai prosedur yang ditetapkan oleh pemerintah. Dokter akan melakukan tindakan pengobatan dengan tujuan memperoleh manfaat dan keuntungan sebesar-besarnya untuk pasien demi kesembuhannya serta menyingkirkan kerugian yang bisa terjadi.
0 komentar:
Posting Komentar