Selasa, 28 Oktober 2014
0 komentar

TERNYATA BAHASA INDONESIA LEBIH UNGGUL

20.29
Penggunaan bahasa Indonesia sebagai pengantar di sekolah dinilai lebih unggul dibandingkan dengan bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang konsisten. Struktur penulisannya sangat jelas dan logis.
Pendapat ini dikemukakan oleh psikolog sekaligus pemerhati pendidikan dari Belanda, Annie Makknik pada kunjungannya ke kantor Kemendikbud, Jakarta beberapa waktu lalu. Annie mengatakan, banyak kata yang dibentuk dalam bahasa Indonesia berasal dari sebuah kata dasar, yang diberi awalan dan/atau akhiran. Jika seseorang telah mengenal beberapa kata dasar maka sudah dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia. “Penulisan dalam bahasa indonesia memiliki struktur yang sangat jelas. Setiap huruf mempunyai bunyi tersendiri. Apa yang ditulis itulah yang diucapkan,” kata lulusan jurusan psikologi dari Universitas Groningen Belanda ini.
Annie mencontohkan, penulisan huruf b-u-k-u akan diucapkan seperti yang tertulis b/u k/u. Hal ini berbeda dengan bahasa Ingrris. Bahasanya tidak konsisten karena tidak ada hubungan murni antara huruf dan suara atau bunyi. “Karena itu, tidak mudah mengucapkan apa yang tertulis,” katanya.
Dia mencontohkan, sejumlah kata yang berakhiran “ough” seperti bough, cough, rough, though, dan through, jika diucapkan akan terdengar cow, off, puff, no, dan too.
“Anak saya baru berumur enam tahun saat datang ke indonesia. Saya menyuruh belajar bahasa Indonesia. Saya memberitahu yang berbeda dengan bahasa Belanda. Dia langsung bisa belajar membaca dan mendapat nilai delapan untuk bahasa Indonesia di rapor. Walaupun belum bicara bahasa Indonesia, tetapi bisa membaca, karena strukturnya sederhana.” Katanya mengisahkan.
Annie mengenal Indonesia sejak 1980 saat mengikuti suaminya yang bekerja sebagai konsultan teknik untuk sekolah menengah kejuruan. Dia mulai meneliti penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di sekolah sejak diminta membantu mengajar matematika di sekolah Indonesia.
Dia kemudian pulang kembali ke Belanda pada 10983, namun tetap berhubungan dengan bahasa Indonesia. Sejak tahun 1988 dia menjadi penggiat program Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI), suatu program untuk meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Dasar (SD).
Annie melanjutkan, keunggulan bahasa Indonesia juga dapat dilihat saat digunakan sebagai bahasa pengantar pada mata pelajaran Matematika. Misalnya, untuk menjelaskan perkalian dalam matematika anak cukup mengetahui kata dasar “kali”. “Kata ini juga mudah terdengar jika diberikan imbuhan menjadi ‘beberapa kali’ atau ‘berkali-kali’,” terang Annie.
Sementara, disisi lain, bahasa Inggris lebih sulit digunakan. Untuk menjelaskan ungkapan “tiga kali empat” yaitu dengan menyebutkan “three times four”. Guru juga harus menjelaskan bahwa itu perkalian atau multiplication. “Kata-kata dan bunyinya berbeda,” katanya.
“Waktu saya melihat guru mengajar matematika dengan bahasa Inggris sangat menyedihkan. Guru juga tidak lancar bahasa Inggris, dia sibuk dengan menjelaskan kata-kata yang ditulis,” ujarnya.
Hasilnya kata Annie, bahasa Inggrisnya jelek dan matematikanya juga jelek. Guru mengajar menggunakan bahsa Inggris, yang dia sendiri tak begitu paham. “Menerjemahkan kalimat bagi anak makan waktu,” katanya.
Annie mengaku beruntung dapat mengerti bahasa Indonesia. Banyak negara, kata dia, akan merasa iri dengan bahasa Indonesia karena bahasanya jelas. Dan tepat digunakan terutama digunakan untuk mengajarkan matematika dan IPA.
“Hanya beberapa kata sudah jelas. Tidak perlu banyak cerita. This is very good (implement) in math. Siswa kelas satu di Indonesia setingkat kelas dua di Inggris. Jangan membuang bahasa yang begitu bagus,” katanya.
Kepala pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud Ramon Mohandas menyampaikan, penggunaan bahasa Indonesia untuk kata-kata istilah teknis di matematika konsisten tidak seperti bahasa Inggris. Dia (Annie) melihat bahwa pengajaran bahasa Inggris pada matematika lebih mudah menggunakan bahasa Indonesia dibandingkan dengan menggunakan bahasa Inggris. “Semua sekolah harus menggunakan pengantar bahasa Indonesia,” katanya.
Ketentuan ini, kata dia, berlaku juga bagi sekolah RSBI, yang telah dihapus penyelenggaraannya oleh Mahkamah Konstitusi. “Kalau sekolah internasional silahkan saja menggunakan bahasa Inggris,” katanya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer
Top