Mbak Naomi Yth,
Saya anak nomor tiga dari empat bersaudara yang dibesarkan dari keluarga pas-pasan. Ayah saya hanyalah seorang pegawai biasa dan ibu bekerja wiraswasta. Melihat kondisi orang tua yang benting tulang menghadi keempat anaknya itulah, kami juga berusaha semaksimal mungkin berjuang meraih masa depan yang cerah. Alhasil, kedua kakak saya meraih gelar sarjana dari PTN top dan sekarang berpenghasilan besar. Adik saya kini juga masuk sekolah yang bagus dan membanggakan pula.
Namun saya tidak seberuntung mereka, Mbak. Saya hanya lulusan akademi keterampilan dan hanya mengambil jurusan tata boga. Kalau saya mendapat pekerjaan di sebuah hotel atau rumah makan, selalu saja ditentang keluarga. Mereka tidak setuju dengan pilihan kerja saya dan ingin saya kerja kantoran. Tapi saya sendiri merasa sangat enjoy dengan pekerjaan memasak, Mbak. Untuk itu sekarang kalau kami sedang mengumpul, rasanya saya paling tak nyambung ngobrol. Mereka juga tak ingin menanyakan apa yang saya kerjakan sekarang. Ya sudah, Mbak. Saya pasrah saja kalau keluarga saya tak bisa menerima keadaan saya. Ingin rasanya saya pergi jauh dari rumah agar tidak sering bertemu dengan mereka. Apa yang harus saya lakukan, Mbak?
Eny W-Wonogiri
Eny Sayang,
Melihat orang tua Anda yang berjuang begitu besarnya hingga anak-anaknya menuju gerbang kesuksesan rasanya tak layak untuk dibalas dengan kekecewaan. Apakah dengan pergi dari rumah membawa sejuta kecewa akan memperbaiki keadaan? Rasanya tak adil, ya. Mungkin saja orang tua sudah lelah dan penat dengan pekerjaannya, maka ia tidak menanyakan bagaimana pekerjaanmu? Apa yang kamu lakukan seharian ini? Melihat anaknya tumbuh dewasa dan sukses saja saya rasa mereka sudah bangga. Tak ada untungnya membungkam, menyendiri, dan menjauh dari mereka. Mungkin saja anda sendiri yang memberikan jarak sehingga saudara-saudara yang lain takut memulai percakapan duluan. Coba deh, berikan masakan yang special dari anda saat keluarga ngumpul, pasti mereka dengan senang hati akan menerima lalu menanyakan resep dan menurut hemat saya jika mereka melihat bakat dan keahlian di bidang memasak, pasti mereka akan mendukung dengan senang hati.
Jangan selalu berfikir apa yang biasa mereka barikan pada anda, tapi berusahalah untuk selalu memberikan yang terbaik untuk orang-orang disekitar anda. Tanyakan bagaimana pekerjaan orang tua dan kakak apa lancar, pada adik berikan selalu support agar sekolahnya semakin semangat. Dengan membuka diri dan bersikap hangat akan dapat memperbaiki hubungan anda dengan keluarga. Dengan begitu jika anda memutuskan bekerja di tempat yang jauh, alasannya benar-benar ingin meraih masa depan yang gemilang. Bukan sebuah pelarian ingin menhindar dari keluarga. Capailah prestasi dengan bakat yang anda miliki. Tak semua orang diberikan anugerah seperti anda yang pandai memasak. Pergunakanlah sebaik-baiknya dan orang akan berdecak kagum dengan prestasi yang anda capai. Salam hangat.
Saya anak nomor tiga dari empat bersaudara yang dibesarkan dari keluarga pas-pasan. Ayah saya hanyalah seorang pegawai biasa dan ibu bekerja wiraswasta. Melihat kondisi orang tua yang benting tulang menghadi keempat anaknya itulah, kami juga berusaha semaksimal mungkin berjuang meraih masa depan yang cerah. Alhasil, kedua kakak saya meraih gelar sarjana dari PTN top dan sekarang berpenghasilan besar. Adik saya kini juga masuk sekolah yang bagus dan membanggakan pula.
Namun saya tidak seberuntung mereka, Mbak. Saya hanya lulusan akademi keterampilan dan hanya mengambil jurusan tata boga. Kalau saya mendapat pekerjaan di sebuah hotel atau rumah makan, selalu saja ditentang keluarga. Mereka tidak setuju dengan pilihan kerja saya dan ingin saya kerja kantoran. Tapi saya sendiri merasa sangat enjoy dengan pekerjaan memasak, Mbak. Untuk itu sekarang kalau kami sedang mengumpul, rasanya saya paling tak nyambung ngobrol. Mereka juga tak ingin menanyakan apa yang saya kerjakan sekarang. Ya sudah, Mbak. Saya pasrah saja kalau keluarga saya tak bisa menerima keadaan saya. Ingin rasanya saya pergi jauh dari rumah agar tidak sering bertemu dengan mereka. Apa yang harus saya lakukan, Mbak?
Eny W-Wonogiri
Eny Sayang,
Melihat orang tua Anda yang berjuang begitu besarnya hingga anak-anaknya menuju gerbang kesuksesan rasanya tak layak untuk dibalas dengan kekecewaan. Apakah dengan pergi dari rumah membawa sejuta kecewa akan memperbaiki keadaan? Rasanya tak adil, ya. Mungkin saja orang tua sudah lelah dan penat dengan pekerjaannya, maka ia tidak menanyakan bagaimana pekerjaanmu? Apa yang kamu lakukan seharian ini? Melihat anaknya tumbuh dewasa dan sukses saja saya rasa mereka sudah bangga. Tak ada untungnya membungkam, menyendiri, dan menjauh dari mereka. Mungkin saja anda sendiri yang memberikan jarak sehingga saudara-saudara yang lain takut memulai percakapan duluan. Coba deh, berikan masakan yang special dari anda saat keluarga ngumpul, pasti mereka dengan senang hati akan menerima lalu menanyakan resep dan menurut hemat saya jika mereka melihat bakat dan keahlian di bidang memasak, pasti mereka akan mendukung dengan senang hati.
Jangan selalu berfikir apa yang biasa mereka barikan pada anda, tapi berusahalah untuk selalu memberikan yang terbaik untuk orang-orang disekitar anda. Tanyakan bagaimana pekerjaan orang tua dan kakak apa lancar, pada adik berikan selalu support agar sekolahnya semakin semangat. Dengan membuka diri dan bersikap hangat akan dapat memperbaiki hubungan anda dengan keluarga. Dengan begitu jika anda memutuskan bekerja di tempat yang jauh, alasannya benar-benar ingin meraih masa depan yang gemilang. Bukan sebuah pelarian ingin menhindar dari keluarga. Capailah prestasi dengan bakat yang anda miliki. Tak semua orang diberikan anugerah seperti anda yang pandai memasak. Pergunakanlah sebaik-baiknya dan orang akan berdecak kagum dengan prestasi yang anda capai. Salam hangat.
0 komentar:
Posting Komentar