Minggu, 05 Oktober 2014
0 komentar

PAK BAROTO DAN KUDANYA

21.15
Alkisah di suatu negara “bakal hancur”. Terjadi penguasaan yang telah memakan waktu 32 tahun. Di masa emasnya si Baroto melakukan jogging atau lari pagi seperti biasa.
Pada pagi yang cerah ini dia jogging sendiri tanpa ditemani si istri. Si Baroto lari mengelilingi tamannya yang indah bagaikan surga. 
Si Baroto lari terus dan pada akhirnya dia kecapaian. Si Baroto akhirnya duduk di pinggir kolamnya yang ada patung kuda jantan dan terjadilah secuplik pembicaraan. 
Kuda : “To... Baroto...”
Baroto : “?????...” dalam hati ia bicara (siapa nih yang manggil kok berani amat lagian di sini juga nggak ada orang???)
Kuda : “To... aku ndek kene, mlengaka ndhuwur.”
Baroto : “Oooo... kowe to... apa’a kok nyeluk aku??”
Kuda : “Gak, aku Cuma pingin njaluk thok.”
Baroto : “Njaluk apa?”
Kuda : “Tulung pa’a ta aku mene gawakna jaran sing ijik enom, tak kongkon nggantekna aku soale aku wes tuwa, wis gak kuwat maneh ngadek ndhek kene terus.”
Baroto : “Ooooo... iya nak mrene tak gawakna.”
Keesokan harinya Baroto dan istrinya jogging, lagi-lagi setelah Baroto dan istrinya capek mereka berdua duduk di pinggiran kolam yang ada patung kudanya itu.
Tapi si Baroto ternyata lupa dengan janjinya yang akan membawakan kuda pengganti. Maka si kuda ngedumel di sela-sela si Baroto berbicara dengan istrinya.
Kuda : “Weeiiii!!! .... To.... To... dikongkon nggawakno jaran ya nggawa babi.”

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer
Top