Kamis, 16 Oktober 2014
0 komentar

MERASA TIDAK NYAMBUNG DENGAN ANAK

22.41
Mbak Naomi Yth,
Saya adalah seorang karyawan di sebuah bank swasta. Jam kerja saya sangat padat, yakni hingga pagi menjelang Magrib. Bahkan tak jarang saya lembur sampai malam hari. Sampai di rumah, tentu badan sudah capek dan inginnya segera beristirahat karena esok harinya harus bekerja lagi.
Rutinitas yang saya jalani itu membuat saya merasa jauh dari keluarga, yakni dari istri dan terutama kedua anak laki-laki saya. Akhir-akhir ini baru saya rasakan kalau saya jauh dari kedua anak saya yang sekarang sudah duduk di bangku SMP dan SD. Tak pernah mereka mengajak saya ngobrol tenatng mereka di luar. Padahal saya ingin menjadi ayah sekaligus sahabat mereka. Tapi baru saya tanya tentang bagaimana sekolahnya saja mereka sudah ogah-ogahan menjawab.
Saya menyadari kesibukan saya ini yang membuat saya tidak menyambung ketika ngobrol dengan anak-anak. Ketika mereka bercerita tentang film kartun kesukaan mereka atau game di internet yang terbaru, tentu saja saya tidak bisa ikut nimbrung dalam pembicaraan. Kapan juga saya punya waktu untuk ikut menikmati hobby mereka? Saya takut Mbak, kalau seperti ini terus lama-lama jarak kami semakin jauh.
Bapak Hary Yth,

Banyak orang menjadi ayah dan ibu biologis, namun tidak menjadi orang tua dalam arti yang sebenarnya. Dalam hal mencari nafkah, mungkin sudah terlaksana dengan baik. Namun apakah mereka sudah mengasuh anak mereka sendiri, mendengarkan keluh kesahnya, menungguinya makan, atau mendongengkan sebelum tidur? Kebanyakan justru dikerjakan oleh pembantu dan tak menyaksikan setiap tahap perkembangannya.
Sebenarnya yang dimaksud menjadi orang tua adalah menjadi ayah ia berperan sebagai ayah, dan menjadi ibu berperan sebagai ibu. Peran dimana kita diminta untuk menjalankan tugas-tugas sebagai orang tua yang bertanggung jawab terhadap karakter anak, kemajuan anak, dan masa depan anak. Hal itu dapat terwujudkan dengan mengenali anak lebih dalam lagi, baik dari segi sifat, karakter, cara belajar, maupun perasaan dari emosinya.
Semua tuntutan anak, seperti menjadi ahli komputer, ahli masak, olahragawan atau yang lainnya. Namun, paling tidak kita harus bisa nyambung dan menguasai topik pembicaraan yang akan dibahas oleh anak, sehingga ia merasa di support oleh orang tuanya. Untuk bisa mengerti dan men-support anak, orang tua harus mau memperluas wawasannya seperti sengan membaca berbagai buku, film kartun yang kini sedang diidolakan anak-anak, game-game yang sedang tren, atau belajar bahasa gaul. Kuncinya adalah mau meluangkan waktu untuk anak, sesibuk apapun pekerjaan kita. Jangan sampai kita tenggelam dalam rutinitas tanpa menikmati hari-hari kita dengan sebaik-baiknya. Gunakan hari minggu dan hari libur untuk bisa bernafas, menikmati hobi dan kegemaran bersama anak-anak kita tercinta.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer
Top