Rabu, 01 Oktober 2014
0 komentar

SELALU DIHANTUI KECEMASAN

21.34


Mbak Naomi Yth.
Saya wanita berusia 35 tahun yang sudah dikaruniai 2 putri yang manis-manis. Saya tahu Mbak, mereka anak yang baik dan penurut. Sudah tentu tak akan berbuat nakal di sekolah. Namun sebagai seorang ibu, saya tak bisa menghilangkan kecemasan yang berlebihan pada mereka.
Pada anak yang sulung, karena sudah masuk SMP saya selalu was-was. Bagaimana jika di jalan ia digoda oleh pria dewasa, lalau bagaimana kalau ia mulai naksir pada lawan jenisnya padahal masih kecil. Hal itu membuat saya tak tenang dan selalu menelponnya jika jam istirahat. Begitu pula pada putri bungsu saya yang masih TK. Pikiran saya selalu ketakutan jika berada di sekolah. Jangan-jangan ia dijahili teman-teman yang nakal. Bahkan saya terkadang berpikir yang sangat jelek. Kecemasan-kecemasan itu mengganggu Mbak, karena saya jadi tak bisa memikirkan yang lain.
Rasa cemas yang berlebih ini sudah saya alami jauh sebelum menikah, dan semakin parah hingga sekarang. Untuk itu mohon saran dan masukan dari Mbak Naomi agar saya dapat mengatasinya. Terimakasih.

Ibu Ina yang budiman,
Saat ini Anda terus berada dan tenggelam dalam kecemasan yang belum tentu terjadi. Itu karena Anda selalu memikirkan kira-kira malapetaka apa yang akan menghampiri Anda. Entah itu soal anak Anda atau suami, dan pada diri Anda sendiri. Itninya, Anda mengkhawatirkan dan mencemaskan setiap hal yang ada dalam hidup Anda. Wow, bukankan ini sangat melelahkan? Karena energi yang seharusnya Anda gunakan untuk melakukan hal-hal yang lebih berguna sudah terkuras habis untuk memikirkan ketakutan-ketakutan dalam bayangan Anda sendiri.
Saya punya teman yang modelnya seperti Anda. Apa-apa merasa cemas. Saat akaan menjelang ujian ia sudah cemas, membayangkan kalau saja dirinya tidk lulus dengan nilai yang sangat buruk karena tak bisa mengerjakan soal. Saat teman-temannya belajar, ia tidak bisa konsentrasi karena pikirannya terus saja dihantui ketakutan dan kecemasan. Alhasil, ia benar-benar tak lulus ujian karena tidak belajar. Nah, bukankah ia sendiri yang rugi gara-gara kecemasannya sendiri?
Jika hal ini yang Anda lakukan, maka sepuluh tahun kedepan pun keadaan tidak lebih baik, tapi semakin parah dan kita akan lebih menderita lagi. Untuk itu Anda harus berontak terhadap pikiran negatif yang muncul dalam benak Anda. Katakan “tidak” untuk setiap hal buruk yang melintas. Namun demikian, dalam diri Anda sendiri harus siap menghadapi resiko terburuk dalam hidup. Dengan begitu Anda malah dapat melakukan hal-hal yang nyata utnuk setiap persoalan yang mungkin terjadi.
Usaha lain yang bisa Anda lakukan adalah degan mencatat setiap kecemasan yang Anda rasakan. Lalu cari solusinya satu per satu. Kalau Anda kesulitan, ajaklah diskusi keluarga atau rekan yang bisa dipercaya. Dan lebih penting lagi adalah pertebal keimanan Anda, karena Yang di Atas lebih berkuasa atas hidup kita. Pandanglah hidup ini tanpa rasa cemas, karena sebenarnya hidup ini memang indah adanya. Selamat mencoba.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer
Top