Kamis, 02 Oktober 2014
0 komentar

DITINGGAL MERANTAU, ISTRI SELINGKUH

21.53

Mbak Naomi, Yth,
Setahun yang lalu keluarga kami ditimpa musibah, yakni saya sebagai kepala rumah tangga yang merupakan satu-satunya orang yang menjadi tiang pokok ekonomi keluarga kehilangan pekerjaan saya. Perusahaan tempat saya bekerja mulai tahun 1990-an merugi dan akhirnya kolaps. Kontan kami kelabakan karena tidak ada sumber penghasilan kami. Selama tiga bulan kami mengikut makan pada orang tua saya. Rasa malu saya hilangkan karena tak ada pilihan lain. Saya kasihan pada kedua anak saya jika mereka sampai kelaparan.
 Alhamdulillah, setelah itu saya mendapat tawaran bekerja dari teman meski saya harus jauh dari keluarga yakni di Jakarta. Bagaimanapun kami butuh uang untuk menyambung hidup. Awalnya semua berjalan lancar, kami bisa menyekolahkan anak-anak lagi. Tapi berita tak menyenangkan saya terima dari orang tua saya di kampung. Menurut cerita tetangga saya, istri saya berselingkuh dengan tetangga kami juga. Mereka sering kepergo berkencan dan pergi berdua. Saya sendiri pernah mengikuti mereka untuk membuktikan kebenaran berita itu, dan ternyata semua itu betul. Saya kecewa sekali dan ingin segera menceraikan istri saya. Tapi saya bingung Mbak, bagaimana menceritakan alasannya nanti pada anak-anak kami yang masih SD dan SMP? Saya juga mengkhawatirkan keadaan mereka nanti kalau kami sudah benar-benar bercerai. Terimakasih untuk masukannya.
Mr. Win Ponorogo

Mr. Win yang Budiman,
Saya tahu kesedihan yang anda alami, setelah kehilangan pekerjaan lalu hampir kehilangan istri pula. Namun meski keadaan rasanya berat, Anda harus tetap bisa mengambil keputusan dengan akal sehat. Wajar jika Anda marah dan memutuskan untuk bercerai karena melihat pasangan berselingkuh di depan mata kepala sendiri. Tapi ingat, manusia tidak ada yang sempurna. Kegagalan sebuah rumah tangga tak bisa disalahkan hanya pada satu pihak saja, maka perlu ada introspeksi sebelum akhirnya diambil keputusan yang dianggap terbaik untuk semua pihak, terutama untuk anak-anak.
Jika akhirnya perceraian jalan yang terbaik, Anda harus memikirkan pula pendidikan dan pola asuh terbaik untuk anak-anak. Dari banyak pengalaman, tidak semua anak dari keluarga yang bercerai jika anak bermasalah. Anak-anak yang tetap diperbolehkan berhubungan dengan kedua orang tuaya akan dapat tumbuh  dan berkembang dengan baik meskipun orang tuanya bercerai. Tidak hanya pada ayah ibunya tapi juga dengan keluarga besarnya, seperti kakek, nenek, paman, dan bibi. Memang ini sukar dilakukan, karena biasanya orang tua yang bercerai biasanya bermusuhan. Namun jika disadari bahwa Anda berdua tidak ingin merusak anak-anak, maka harus bisa menghilangkan egoisme masing-masing.
Sebaiknya persoalan antara suami dan istri tidak dibebankan pada anak, maka tak perlu bercerita mendetail mengenai permasalahan yang terjadi. Tak perlu juga menjatuhkan pasangan dengan menjelek-jelekkannya dihadapan anak, karena hal itu bisa ditiru oleh mereka. Utarakan dengan bijak, bahwa ayah dan ibu tidak bisa hidup satu rumah lagi. Penjelasannya sesuai umur anak-anak, semakin muda semakin sederhana pula penjelasan yang bisa Anda berikan. Berikan yang terbaik untuk anaknya, apapun yang terjadi dengan ayah dan ibunya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer
Top