Setahun yang lalu keluarga kami ditimpa musibah,
yakni saya sebagai kepala rumah tangga yang merupakan satu-satunya orang yang
menjadi tiang pokok ekonomi keluarga kehilangan pekerjaan saya. Perusahaan
tempat saya bekerja mulai tahun 1990-an merugi dan akhirnya kolaps. Kontan kami kelabakan karena tidak ada sumber
penghasilan kami. Selama tiga bulan kami mengikut makan pada orang tua saya.
Rasa malu saya hilangkan karena tak ada pilihan lain. Saya kasihan pada kedua
anak saya jika mereka sampai kelaparan.
Alhamdulillah, setelah itu saya
mendapat tawaran bekerja dari teman meski saya harus jauh dari keluarga yakni
di Jakarta. Bagaimanapun kami butuh uang untuk menyambung hidup. Awalnya semua
berjalan lancar, kami bisa menyekolahkan anak-anak lagi. Tapi berita tak
menyenangkan saya terima dari orang tua saya di kampung. Menurut cerita
tetangga saya, istri saya berselingkuh dengan tetangga kami juga. Mereka sering
kepergo berkencan dan pergi berdua. Saya sendiri pernah mengikuti mereka untuk
membuktikan kebenaran berita itu, dan ternyata semua itu betul. Saya kecewa
sekali dan ingin segera menceraikan istri saya. Tapi saya bingung Mbak,
bagaimana menceritakan alasannya nanti pada anak-anak kami yang masih SD dan
SMP? Saya juga mengkhawatirkan keadaan mereka nanti kalau kami sudah
benar-benar bercerai. Terimakasih untuk masukannya.
Mr. Win Ponorogo
Mr. Win yang Budiman,
Saya tahu
kesedihan yang anda alami, setelah kehilangan pekerjaan lalu hampir kehilangan
istri pula. Namun meski keadaan rasanya berat, Anda harus tetap bisa mengambil
keputusan dengan akal sehat. Wajar jika Anda marah dan memutuskan untuk
bercerai karena melihat pasangan berselingkuh di depan mata kepala sendiri. Tapi
ingat, manusia tidak ada yang sempurna. Kegagalan sebuah rumah tangga tak bisa
disalahkan hanya pada satu pihak saja, maka perlu ada introspeksi sebelum
akhirnya diambil keputusan yang dianggap terbaik untuk semua pihak, terutama
untuk anak-anak.
Jika
akhirnya perceraian jalan yang terbaik, Anda harus memikirkan pula pendidikan
dan pola asuh terbaik untuk anak-anak. Dari banyak pengalaman, tidak semua anak
dari keluarga yang bercerai jika anak bermasalah. Anak-anak yang tetap
diperbolehkan berhubungan dengan kedua orang tuaya akan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik meskipun orang
tuanya bercerai. Tidak hanya pada ayah ibunya tapi juga dengan keluarga
besarnya, seperti kakek, nenek, paman, dan bibi. Memang ini sukar dilakukan,
karena biasanya orang tua yang bercerai biasanya bermusuhan. Namun jika
disadari bahwa Anda berdua tidak ingin merusak anak-anak, maka harus bisa
menghilangkan egoisme masing-masing.
Sebaiknya
persoalan antara suami dan istri tidak dibebankan pada anak, maka tak perlu
bercerita mendetail mengenai permasalahan yang terjadi. Tak perlu juga
menjatuhkan pasangan dengan menjelek-jelekkannya dihadapan anak, karena hal itu
bisa ditiru oleh mereka. Utarakan dengan bijak, bahwa ayah dan ibu tidak bisa
hidup satu rumah lagi. Penjelasannya sesuai umur anak-anak, semakin muda
semakin sederhana pula penjelasan yang bisa Anda berikan. Berikan yang terbaik
untuk anaknya, apapun yang terjadi dengan ayah dan ibunya.
0 komentar:
Posting Komentar